Generasi saat ini, karena perkembangan jaman, mungkin kurang mengenal Pos Indonesia. Dulu sebelum era gadget dan bayaknya jasa ekspedisi swasta, Pos Indonesia bersama Telkom merupakan ujung tombak komunikasi publik di Indonesia.
Layanan Pos Indonesia yang masih saya ingat adalah:
- Surat-menyurat. Surat dikirimkan dengan biaya tertentu yang biayanya berbentuk perangko.
- Wesel. Layanan pengiriman uang dimana penerima uang bisa mengambil uangnya di kantor pos terdekat.
- Materai. Bentuknya mirip perangko.
- Pengiriman barang.
Layana surat Pos Indonesia kabarnya sempat merugi akibat perkembangan teknologi komunikasi. Tapi tak lama mereka kembali bangkit, melakukan pembenahan dan adaptasi dengan jaman.
Untuk lebih mengenal bagaimana sih Pos jaman dulu, kamu bisa berkunjung ke Museum Pos Indonesia. Museum yang berdiri tahun 1931 ini disesain oleh 2 arsitek Belanda, J. Berger dan Leutdsgebouwdienst. Awalnya diberi nama Museum Pos Telegraf dan Telepon (PTT)
Musuem ini sempat terbengkalai saat masa peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang. Baru setelah kemerdekaan, pada 1980 Perum Pos dan Giro berinisiatif membentuk panitia khusus untuk membenahi museum dan benda-benda koleksinya.
Akhirnya pada 27 September 1983 Museum PTT berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro, dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Achmad Tahir. Nama museum berubah lagi pada tahun 1995 menjadi Museum Pos Indonesia.
Koleksi Museum Pos Indonesia
Museum yang terletak di bawah tanah ini mempunyai koleksi yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu filateli, sejarah, dan peralatan pos. Koleksinya cukup lengkap, untuk filateli misalnya prangkonya saja ada seratus juta lebih yang berasal dari seluruh dunia. Prangko-prangko itu ditaruh di album, papan (seperti papan mading sekolah), dan vitrin (lemari yang bisa ditarik, mirip laci).
Prangko koleksi museum ini sangat bernilai sejarah. Diantaranya ada prangko jaman RIS (Republik Indonesia Serikat). Ada juga replika prangko pertama jaman Hindia Belanda tertanggal 1 April 1864, dengan gambar wajah Raja Belanda saat itu, Willem III. Benda pos lain yang dipamerkan adalah materai, sampul hari pertama, dan kartu pos.
Alat-alat pos yang dipamerkan misalnya baju dinas dan peralatan dari jaman Belanda hingga jaman modern. Kita bisa melihat sepeda yang dipakai Pak Pos jaman dulu, motor pos, timbangan surat, alat cetak prangko, gerobak, timbangan paket, mesin hitung, dan mesin stensil. Ada juga benda yang dulu umum dijumpai di jalan-jalan dan berbagai tempat tapi sekarang hampir punah yaitu bis surat, dengan aneka warna dan bentuknya.
Benda pos yang dipamerkan berasal dari masa berikut ini: VOC dan Bataafsche Republiek (1707-1803), Daendels (1808-1811), Inggris (1811-1816), Hindia Belanda (1866-1942), Jepang (1942-1945), hingga masa kemerdekaan.
Koleksi sejarah misalnya diorama, yang menggambarkan kegiatan pos jaman dulu. Juga dipamerkan surat-surat yang dulunya menjadi koleksi salah satu museum di Inggris sana. Sebagian besarnya adalah surat dari raja-raja Nusantara kepada Gubernur Letnan Hindia Belanda Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.
Surat-surat itu ditulis dalam bermacam bahasa daerah. Media yang digunakan kertas, kulit binatang, daun tal/siwalan (rontal), daun nipah, kulit kayu, bambu, perunggu, dan emas.
Kita juga akan diajak mengikuti sejarah Pos Indonesia, diantaranya pernah beberapa kali berganti nama dan logo. Pos Indonesia pernah bernama Jawatan PTT (1945-1961), PN Postel (1962-1965), PN Pos dan Giro (1965-1978) saat dimana Pos Indonesia berpisah dengan PN Telekomunikasi setelah sekian lama berada dalam satu instansi, Perum Pos dan Giro (1978-1995), lalu terakhir PT Pos Indonesia.
Museum dilengkapi dengan audio guide, yang menjelaskan koleksi museum dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Pengunjung yang ingin mengetahui informasi benda tertentu tinggal menekan angka sesuai dengan posisi benda yang dipamerkan itu.
Lokasi Museum Pos Indonesia
Berada di Jl. Cilaki No. 73 Bandung, di samping Gedung Sate. Transportasi umum menuju tempat ini ada beberapa pilihan, namun jika berwisata bersama keluarga di Bandung disarankan untuk menyewa mobil. Dirgantara Car Rental adalah salah satu jasa sewa mobil Bandung yang terpercaya dan direkomendasikan.