Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif dimana terjadi pengurangan massa tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Gejala osteoporosis belum dapat dirasakan seseorang pada rentang usia antara 25-50 tahun. Keluhan penyakit ini baru mulai akan sangat terasa saat sudah memasuki usia 50 tahun keatas, itulah sebabnya mengapa penyakit ini lebih banyak diderita oleh lansia.
Di masa lanjut usia tersebut, beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah nyeri tiba-tiba di sekitar punggung (nyeri tersebut akan bertambah jika berdiri atau berjalan), punggung membungkuk yang bisa memperparah keluhan nyeri, tulang cepat rapuh danpatah. Lalu, bagaimana cara menangani osteoporosis? Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk menangani osteoporosis yaitu dari segi pemeriksaan, pengobatan dan pencegahan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnose osteoporosis meliputi anamneses riwayat penyakit, gaya hiudp dan gejala, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnose osteoporosis antara lain:
1. Densinometer
Pemeriksaan ini mengunakan teknologi dual energy x-ray absorptiometry(DXA) bertujuan untuk melihat kepadatan tulang. Densinometer merupakan pemeriksaan paling efektif untuk mendeteksi osteoporosis secara lebih akurat karena dapat dilakukan dalam waktu 5-15 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit.
2. Densinometer-USG
Hasil dari pemeriksaan ini ditandai dengan nilai T dimana -1 menunjuk pada kepadatan tulang yang masih baik. Nilai antara -1 dan -2,5 menunjukkan penipisann tulang(ostepenia) dan nilai >-2,5 menunjukkan pengeroposan tulang(osteoporosis) telah terjadi. Pemeriksaan ini lebih murah dan praktis.
3. Laboratorium
Pemeriksaan osteocalcin pada penderita osteoporosis untuk melihat kecepatan pengeroposan tulang. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksaan penanda biokimia CTx(C-Telopeptide) yang merupakan hasil penguraian kalogen tulang.
Hasil penguraian tersebut dilepaskan dalam sirkulasi darah sehingga dapat menilai kecepatan pengeroposan tulang secara lebih spesifik. Selain penanda biokimia CTx, petugas laboratorium juga dapat memeriksakan penanda biokimia N-MID osteocalcin. Pemeriksaan osteocalcin(protein tulang) sangat berguna untuk memantau pengobatan penderita osteoporosis.
4. Pemeriksaan massa tulang
Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur lengan, paha dan tulang belakang
5. Pemeriksaan darah
Sampel darah pada penderita osteoporosis biasanya menunjukkan kenaikan kadar hormone paratiroid
6. Biopsi tulang
Biopsi tulang dilakukan untuk melihat pengeroposan tulang yang tampak normal
7. Rontgen
Foto rontgen sangat baik dilakukan pada penderita yang mengalami keluhan nyeri terus menerus yang disertai penurunan fungsi motorik pada area yang sakit. Gambaran rontgen dapat menunjukkan bagian-bagian tulang yang patah akibat osteoporosis
Pengobatan osteoporosis
Fokus pengobatan pada penderita osteoporosis meliputi usaha peningkatkan kepadatan tulang, memperlambat kehilangan massa tulang dan mengontrol keluhan nyeri penderita . Berikut beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengatasi osteoporosis:
1. Pemberian estrogen
Estrogen membantu mengurangi atau menghentikan kehilangan massa tulang. Pemberian estrogen yang dimulai saat menopause menurunkan angka patah tulang pada penderita osteoporosis sebanyak 55%. Terapi estrogen dapat diberikan secara oral atau ditempel pada kulit tubuh.
2. Pemberian kalsium dan suplemen vitamin D
Konsumsi kalsium perhari sekitar 1200-1500mg sedang konsumsi vitamin D 600-800 IU/hari. Kalsium dan vitamin D berfungsi untuk meningkatkan kepadatan tulang.
3. Pemberian hormone kalsitonin dan teriparatide
Kalsitonin dan teriparatide membantu meregulasi kalsium dan fosfat dalam tubuh dan mencegah kehilangan massa tulang.
4. Pemberian bifosfonat
Contoh obat-obatan seperti alendronate, etidronate dan risedonate ini memperlambat kehilangan jaringan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Sebelum mengonsumsi jenis obat-obatan ini dokter akan memeriksa kadar kalsium dan kesehatan ginjal penderita.
Mencegah Osteoporosis
1. Konsumsi cukup kalsium
Berikut kebutuhan kalsium berdasarkan usia: Usia 1-3 tahun memerlukan kalsium 500 mg/per hari, usia 4-8 memerlukan 800 mg/per hari, usia 9-18 memerlukan 1.300 mg/per hari, usia 19-50 memerlukan 1.000 mg/per hari, usia >50 tahun memerlukan sekitar 1.200 mg/per hari.
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil dan menyusui meningkat menjadi 1.000-1.300 mg/hari. Berdasarkan daftar kebutuhan tersebut anda dapat memenuhi kebutuhan kalsium anda dengan melihat table daftar makanan tinggi kalsium dibawah ini.
Daftar komposisi bahan makanan tinggi kalsium (per 100 gr bahan)
Golongan | Jenis | Kalori | Lemak | Protein | Kalsium | Fosfor |
---|---|---|---|---|---|---|
Serealia | Biskuit Gaplek Mie kering Havermout Uwi |
458 338 337 390 101 |
14.4 0.7 11.8 7.4 0.2 |
6.9 1.5 7.9 14.2 2.0 |
62 80 49 53 45 |
87 60 47 405 280 |
Kacang-kacangan | Kacang tolo Kacang kedelai Kacang hijau Pete cina muda Tempe |
342 331 345 85 149 |
1.4 18.1 1.2 0.3 4.0 |
22.9 34.9 22.2 5.7 18.3 |
776 227 125 180 129 |
6.5 585 320 53 154 |
Daging | Sosis daging Otak Angsa Bebek Dendeng sapi |
452 125 354 326 433 |
42.3 8.6 25.0 28.6 9.0 |
14.5 10.4 18.2 16.0 55.0 |
28 16 15 15 30 |
61 330 200 188 370 |
Telur | Kuning telur Telur asin Telur penyu Telur bebek Telur ayam |
361 195 144 185 162 |
31.9 13.5 10.2 14.3 11.5 |
16.3 13.6 12.0 13.1 12.8 |
147 120 84 56 54 |
586 157 193 175 180 |
Ikan | Udang kering Teri kering Teri segar Sarden Kerupuk udang |
295 170 77 338 358 |
2.3 3.0 1.0 27.0 0.6 |
62.4 33.4 16.0 21.1 17.2 |
1209 1200 500 354 332 |
1225 1500 500 434 337 |
Sayuran | Daun pepaya Daun melinjo Daun katuk Sawi Bayam |
79 99 59 22 36 |
2.0 1.3 1.0 0.3 0.5 |
8.0 5.0 4.8 2.3 3.5 |
353 219 204 220 267 |
63 82 83 38 67 |
Buah-buahan | Manggis Pisang raja sereh Jeruk nipis Jeruk manis Jeruk garut |
63 118 37 45 44 |
0.6 0.2 0.1 0.2 0.3 |
0.6 1.2 0.8 0.9 0.8 |
89 76 40 33 33 |
12 29 22 23 23 |
Susu | Susu skim Keju Susu kental manis Susu sapi Es cream |
362 326 336 61 207 |
1.0 20.3 10.0 3.5 12.5 |
35.6 22.8 9.2 3.2 4.0 |
1300 777 275 143 123 |
1030 338 209 60 99 |
2. Olah raga
Olah raga memacu pembentukan kepadatan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Olah raga yang baik untuk mencegah osteoporosis adalah jalan kaki, aerobic, bersepeda dan jogging ringan.
3. Hindari mengonsumsi kopi berlebihan
Kafein yang terdapat didalam kopi menarik keluar kalsium yang beredar dalam darah.
4. Hindari terlalu sering mengonsumi softdrink
Minuman jenis softdrink diduga menghambat penyerapan kalsium
5. Hindari rokok dan alkohol
Kebiasaan merokok dan mengomsumsi alkohol dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh
6. Sering berjemur di pagi hari
Sinar matahari pagi sangat baik bagi tulang, karena mengandung vitamin D yang dapat membantu proses pembentukan kepadatan tulang.
7. Hindari melakukan aktivitas berat
Keluarga sebaiknya membantu lansia yang ada dirumah agar tidak melakukan aktivitas terlalu berat.
8. Sikat lantai kamar mandi
Usahakan kamar mandi/WC selalu bersih dan tidak licin. Lantai kamar mandi yang licin membuat lansia mudah jatuh dan mengalami patah tulang.
Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Salam sehat!