Cara Budidaya Kepiting Bakau

Cara Budidaya Kepiting Bakau – Permintaan akan kepiting bakau sangatlah banyak, tidak hanya permintaan dalam negeri saja namun sudah merambah hingga pasar luar negeri.

Cara Budidaya Kepiting Bakau

Penangkapan kepiting bakau yang hasilnya tidak dapat diprediksi maka membutuhkan teknik budidaya untuk menjamin ketersediaan kepiting bakau. Selain itu teknik budidaya juga akan menjamin kepiting bakau dari kepunahan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah cara budidaya kepiting bakau :

Pengadaan Benih

Proses ini merupakan proses pemilihan indukan kepiting dengan kualitas baik yang mempunyai ciri – ciri :

  1. Induk sehat yang aktif bergerak baik maka dan kakinya
  2. Induk tidak memiliki cacat fisik
  3. Induk matang gonad dan memiliki lebar karapas 9 – 10 cm lebih untuk kepiting betina, Sedangkan kepiting jantan setidaknya memiliki lebar 11 cm
  4. Berat untuk indukan kepiting antara 185 – 250 gram
  5. Induk tidak terserang jamur atau bercak berwarna coklat hitam di permukaan kulitnya

Persiapkan wadah atau bak pembenihan yang sudah dicuci dan dikeringkan selama 2 – 3 hari. Kondisi bak pemeliharaan indukan ini harus disesuaikan dengan kondisi alaminya dengan ditambahkan substrat pasir setebal ±15 cm pada dasar bak dengan kedalaman air dalam bak 10 – 20 cm dan dilengkapi aerasi dengan jumlah 1 buah per m².

Pembudidaya biasanya melakukan ablasi mata untuk mempercepat kematangan gonad. Proses ini merupakan proses pemotongan satu tangkai bola mata untuk menghilangkan organ yang menghambat perkembangan ovary dan mempercepat kematangan gonad untuk kepiting bakau betina.

Sebelum dilakukan proses penyebaran dilakukan diaklimatisasi lebih dahulu agar tidak stress, barulah kepiting disebar dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 2. Pemberian terhadap kepiting setelah ditebar adalah dengan dosis 15% dari berat badan per hari dan 5% dari berat badan per hari menjelang pemijahan pada pagi dan sore hari. Selain itu jaga kebersihan bak agar pertumbuhan kepiting dapat maksimal.

Penetasan Telur

Seekor induk kepiting dengan ukuran lebar karapas 10 – 12 cm dapat menghasilkan telur 1 – 2 juta dengan potensi penetasan 95% – 98%. Kepiting yang memijah mempunyai ciri yaitu menempelnya massa telur di bagian abdomennya dan setelah memijah maka telurnya akan dierami selama 10 – 12 hari.

Kondisi ideal untuk fase ini adalah dimana tingkat salinitas 31 – 32 ppt dan suhu 26,5°C – 29,5°C. Induk akan diletakkan pada bak fiber glass selama proses pemijahan dengan perbandingan 1 bak 1 indukan. Aerasi dan sirkulasi bak juga harus dijaga dengan baik selama 24 jam selama proses pengeraman dan setelah telur berwarna coklat kehitaman atau berumur 7 – 8 hari maka pindahkan indukan ke bak penetasan.

Penetasan telur kepiting

Penetasan dilakukan dalam bak fiber glass dengan volume 300 – 500 liter yang berbentuk kerucut. Kondisi salinitas air laut pada bak ini adalah sekitar 32 – 35 ppt dengan suhu 29°C – 30°C. Apabila ada jamur yang menyerang telur maka harus dilakukan perendaman dengan menambahkan larutan formalin 10 ppm selama 24 jam agar jamur tersebut bersih.

Pemeliharaan Larva

Telur kepiting yang menetas atau disebut dengan zoea (larva kepiting) harus dipindahkan ke bak pemeliharaan yang dibuat dari fiber glass atau beton. Kepadatan bak yang ideal adalah sekitar 10 – 30 ekor per liter air dan selama pemeliharaan zoea air yang digunakan adalah air laut dengan salinitas 31 – 33 ppt. Zoea ini diberi pakan berupa rotifer, artemia, udang kecil dan lain – lain yang disesuaikan dengan stadia larva.

Panen Benih

kemudian larva yang sudah berkembang menjadi kepiting muda akan dipanen menggunakan saringan dan serok atau seser. Setelah itu larva akan dipindahkan ke tempat atau bak pembesaran. Umur kepiting muda yang dapat dipanen sekitar 30 – 40 hari pemeliharaan dengan ukuran lebar karapas antara 2 – 4 mm dan panjang 2 – 3 mm. Proses pemanenannya dilakukan dengan mengurangi ketinggian air bak hingga 10 cm kemudian kepiting dapat diambil menggunakan saringan atau serok.

Pembesaran

Pada masa pembesaran kepiting dapat dilakukan pada tambak yang memiliki air payau. Kepadatan kepiting yang direkomendasikan disini adalah sekitar 20.000 ekor per ha. Kepiting yang dibesarkan ini paling tidak mempunyai lebar karapas 2 – 3 cm dengan berat 40 – 80 gram.

Penebaran ini dilakukan di pagi hari pada suhu air berkisar 27°C – 28°C, salinitas 10 – 15 promil, pH 6,5 – 8,5 dan oksigen terlarut sekitar 5,5 ppm agar kepiting tidak stress. Untuk memastikan kondisi tersebut sesuai Anda dapat mengukurnya menggunakan termometer, salinity meter, pH meter maupun DO meter.

Pada fase ini kepiting diberi makan ikan rucah, daging kerang dan hancuran daging siput dengan jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan. Setelah kepiting mencapai ukuran yang diinginkan maka kepiting dapat dipanen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like