Cara Membedakan Air Mineral Asli dan Palsu – Produk air minum kemasan atau mineral kini sudah banyak merambah di pasaran. Produk ini sudah mempunyai berbagai kemasan dan merk yang cukup membingungkan.
Namun walaupun produk tersebut hanyalah air minum biasa, akan tetapi tetap ada saja pedagang nakal yang memalsukan air mineral. Berdasarkan fakta di lapangan banyak produk air mineral palsu, oleh karena itu Anda sebagai konsumen haruslah berhati – hati.
Sumber air yang tidak jelas dan proses pengolahannya yang sembarangan tentu akan membuat air mineral palsu akan sangat berbahaya. Selain dari faktor airnya, botol plastiknya juga dapat menjadi sumber bahaya yang harus diperhatikan.
Botol bekas yang digunakan tentu akan membahayakan air yang ada di dalamnya. Fakta lainnya yang sangat mengejutkan adalah sangat sulitnya membedakan air mineral asli dan palsu karena oknum pedagang nakal yang semakin lihai.
Namun perbedaan air mineral asli dan palsu baru akan terlihat saat diuji melalui pengujian dilaboratorium. Air mineral palsu banyak mengandung zat – zat dan bakteri maupun kuman yang berbahaya bagi kesehatan peminumnya.
Karena sulitnya membedakan perbedaannya inilah maka masyarakat dihimbau untuk membeli air mineral di tempat yang terpercaya. Air minum kemasan atau mineral yang dijual ditempat terbuka selain meragukan juga rentan akan terserang kuman dan bakteri.
Air mineral palsu yang telah terkontaminasi dapat diuji secara fisik, kimia dan mikroba. Pengujian secara kimia dan mikroba tentu akan sulit dilakukan karena harus melewati pengujian di laboratorium, namun secara fisik tentu kita dapat mengetahuinya dengan menguji bau, rasa dan warna air.
Seperti yang kita ketahui bahwa air minum yang layak konsumsi harus memiliki syarat fisik seperti tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Jadi apabila air mineral yang Anda beli tidak memiliki syarat tersebut maka ada kemungkinan air tersebut telah terkontaminasi.
Anda juga dapat mengocok air mineral yang Anda beli, bila air tersebut berubah warna setelah dikocok juga dapat menjadi indikator air tersebut telah terkontaminasi.
Sedangkan untuk pengujian secara kimia dan mikroba maka membutuhkan pengujian lebih lanjut di laboratorium. Secara kimia air harus memiliki pH netral antara 6 – 7 pH yang dapat diukur menggunakan pH meter.
Selain faktor pH, air juga harus mempunyai nilai DO yang cukup, kandungan garam yang sesuai dan juga air tidak boleh mengandung unsur – unsur berbahaya seperti logam berat.
Pengujian mikroba sendiri juga harus dilakukan menggunakan bantuan alat seperti mikroskop dan juga spektrofotometer yang mampu mengetahui kandungan kuman dan bakteri.