Cara Mengetahui Kemurnian Suatu Zat

Cara Mengetahui Kemurnian Suatu Zat – Dalam ilmu kimia kemurnian suatu zat merupakan ukuran dari banyaknya zat pengotor yang terkandung dalam suatu materi / bahan tersebut.

Cara Mengetahui Kemurnian Suatu Zat

Asal dari zat pengotor ini dapat saja berasal dari proses pembuatan maupun dibawa dari lingkungan sekitarnya dimana materi atau bahan tersebut berasal. Zat pengotor tersebut dapat berupa debu, potongan kertas/kayu, minyak dan pengotor-pengotor lain yang mungkin saja dapat terbawa dalam produk selama proses pembuatannya atau produksinya di pabrik.

Sedangkan untuk kemurniannya sendiri merupakan ukuran yang “relatif” dimana nilainya sangat bergantung dari cara – cara / metode yang dipakai dalam mendeteksi kadar atau ukuran zat pengotor tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada bahan atau materi yang dapat dikatakan murni secara “mutlak”, namun yang ada adalah nilai yang “negatif” terhadap hasil uji yang tertentu.

Hal ini berarti suatu materi / bahan setelah dilakukan pengujian dengan cara tertentu ternyata tidak memberikan adanya hasil. Dalam menyatakan kemurnian suatu materi / bahan mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Sifat – sifat fisika seperti contoh :

  • Titik leleh, titik didih, titik beku
  • Kerapatan (massa jenis) materi / bahan
  • Indeks refraksi (diukur pada suhu tertentu dan panjang gelombang tertentu)
  • Spektrum absorpsi (daerah ultra violet, sinar tampak, infra merah, gelombang mikro)
  • Daya hantar listrik spesifik (metode ini dipakai untuk menguji adanya pengotor air, garam, asam / basa organik dan anorganik yang terkandung pada suatu materi non-elektrolit)
  • Rotasi optik (pemutaran bidang polarisasi cahaya)
  • Spektrum massa

2. Analisis perbandingan sebagai contohnya perbandingan kadar karbon, nitrogen, hidrogen, abu dan lain sebagainya.
3. Test kimia untuk menguji jenis pengotor tertentu sebagai contohnya kadar peroksida, air, asam, basa dan lain sebagainya.
4. Test fisik untuk jenis pengotor tertentu seperti :

  • Spektroskopi Emisi Nyala / Absorbsi atom, untuk mendeteksi adanya pengotor ion-ion logam (pengujian ini biasanya dilakukan menggunakan sebuah alat yang bernama Spektrofotometer)
  • Kromatografi (cair, gas, kertas, lapis tipis, penukar ion, gel)
  • Resonansi spin elektron, untuk mendeteksi adanya kandungan radikal bebas
  • Spektroskopi sinar X
  • Fluorometri

5. Metode elektro kimia (elektro gravimetri, elektro foresis, polarografi dan lainnya)
6. Metode kimia inti

Dengan berbagai metode dan cara pengujian tersebut akan berdampak dari hasil pengujian yang berbeda pula. Hal ini karena setiap metode analisis mempunyai sensitifitas dan batas deteksi yang berbeda.

Oleh karena itu untuk menyatakan hasil suatu pengujian perlu mencantumkan juga metode analisis yang dipakai, bahkan bila perlu kondisi lingkungan waktu melakukan pengujian juga dicantumkan. Kondisi lingkungan tersebut dapat berupa temperatur, tekanan udara, kelembaban, panjang gelombang cahaya yang digunakan dan lain-lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like