Fase Penerbangan Pesawat

Fase Penerbangan Pesawat – Pesawat merupakan salah satu moda transportasi yang diminati karena kecepatannya sehingga akan menghemat banyak waktu. Namun tahukah Anda sebelum pesawat dapat terbang tentu banyak hal yang haruis dipersiapkan demi kenyamanan penumpang.

Fase Penerbangan Pesawat

Dalam dunia penerbangan pesawat terbang ada beberapa fase yang dilalui pesawat agar bisa terbang mengudara. Selain faktor pesawat itu sendiri, faktor eksternal seperti cuaca tentu akan sangat berpengaruh terhadap penerbangan pesawat.

Baca Juga : Alat Pengukur Cuaca

Oleh karena itu pihak bandara harus dapat memastikan kondisi cuaca pada wilayah tersebut dengan tepat. Biasanya untuk mengetahui hal tersebut dibutuhkan alat pemantau cuaca atau waether station. Setelah cuaca diketahui baik untuk melakukan penerbangan maka selanjutnya pesawat akan melewati fase sebagai berikut :

1. Taxi

Mula – mula pesawat akan melakukan taxi atau bergerak di darat dengan mengikuti garis kuning dari apron (tempat parkir pesawat). Setelah itu pesawat akan memasuki runway (landas pacu) dan mengambil posisi untuk take-off. Kecepatan selama fase taxi ini harus dibatasi untuk mencegah pesawat bertabrakan dengan pesawat lain maupun terguling saat berbelok.

2. Take-off

Setelah pesawat memasuki runway maka pesawat siap untuk melakukan take-off, pada fase ini mesin pesawat akan diposisikan pada daya tinggi. Kemudian pesawat akan melakukan gaya mendorong / menarik pesawat bergerak maju hingga kecepatan tinggi tertentu untuk transisi dari darat ke udara.

Proses lepas landas dari darat ke udara inilah yang disebut take-off atau lepas landas yang kecepatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berat pesawat, desain sayap, kondisi udara, penggunaan flap dan slat. Apabila pesawat memiliki beban yang besar maka pesawat membutuhkan daya yang besar dan landasan yang panjang.

Proses take off ini juga sangat dipengaruhi oleh arah angin karena akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pesawat. Selain itu salah memperhitungkan arah angin juga dapat menganggu stabilitas pesawat selama take off.

3. Climb

Kemudian setelah take off pesawat akan memasuki fase climb, inilah fase dimana pesawat akan mencapai ketinggian tertentu dimana kondisi operasi pesawat optimal / cruise. Pada fase ini pesawat akan meningkatkan lift / gaya angkat dengan cara meningkatkan angle of attack / sudut serang dan meningkatkan daya pada mesin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gaya dorong yang berakibat pada naiknya kecepatan hingga gaya angkat melebihi berat pesawat.

4. Cruise

Cruise merupakan fase dimana pesawat dapat terbang dengan tenang dan menggunakan bahan bakar yang paling ekonomis dan menjadi fase paling lama selama penerbangan. Pada fase cruise, pesawat akan bergerak dalam kondisi kecepatan dan ketinggian yang relatif konstan dimana gaya angkat sayap akan sama dengan berat pesawat.

5. Descent

Pada saat pesawat akan mendarat dan mendekati runway maka pesawat akan melakukan fase descent. Ini merupakan fase dimana pesawat melakukan pergerakan turun dengan kecepatan konstan dengan mengatur daya mesin maupun pitch.

Adapun sudut descent secara umum sekitar tiga derajat menuju bandara dan kondisi descent menuju bandara ini dikenal dengan istilah approaching yang diakhiri dengan pengambilan posisi untuk landing.

6. Landing

Landing merupakan fase terakhir pada penerbangan karena setelah posisi landing diperoleh pesawat akan berusaha menurunkan kecepatan serendah mungkin. Hal ini dilakukan agar pesawat dapat menyentuh runway sehalus mungkin dimana penurunan kecepatan tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan flap maupun speed brakes pada pesawat yang besar.

Penurunan kecepatan tersebut dapat juga dibantu dengan memanfaatkan kondisi head-wind sama dengan fase take-off dan kondisi ini disebut dengan touch down. Adapun setelah landing maka pesawat akan kembali melakukan taxi untuk menempatkan diri di apron atau bagasi pesawat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like