Cara Membuat Bendungan – Bendungan adalah bangunan yang mempunyai fungsi untuk menaikkan elevasi pada air sungai yang terdiri dari dua tipe yaitu bendung gerak dan bendung tetap.
Bendungan ini mempunyai banyak manfaat mulai dari untuk keperluan irigasi, budidaya, pertanian, pembangkit listrik hingga keperluan wisata. Bendungan ini mempunyai 3 bagian penting yaitu bagian utama, bagian irigasi dan bagian pelengkap.
Baca Juga : Penyebab Bendungan Jebol
Dalam membangun bendungan ini tentulah sangat rumit tidak seperti membangun bangunan lainnya. Hal ini karena bendungan dibangun di sebuah sungai yang masih mengalir dan melewati proses yang rumit. Untuk lebih jelasnya berikut adalah cara membuat bendungan secara garis besar :
1. Tahap pertama dalam membuat bendungan adalah tahap pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang biasanya dibangun di sebelah kanan sungai yang akan dibangun bendungan
2. Untuk memulainya pertama – tama diversion work akan dipekerjakan untuk menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai dan setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering
3. Kemudian pekerjaan bendung ini dilanjutkan dengan menggali tanah dengan excavator. Selanjutnya hasil galian ini akan dipindahkan ke disposal area pemindahan menggunakan dump truk untuk stok sebagai material timbunan
4. Apabila pengerjaan galian ini bertemu dengan tanah / batu yang keras maka akan dilakukan penggalian tanah keras
5. Penggalian ini dapat dilakukan menggunakan metode drilling and blasting yaitu yang membuat pola blasting pada permukaan batuan. Kemudian dengan memakai rock drill (cradler rock driller) akan dibuat lubang pada batu tersebut atau canal drilling agar dapat memasukkan bahan peledak (dynamit) yang memakai detonator sebagai pemicunya
6. Kemudian hasil ledakan ini akan diperlakukan sama seperti galian sebelumnya
Peledakkan ini biasanya akan menghasilkan dasar yang tidak rata sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
7. Karena hal itulah digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator guna membuat rapi dan membentuk hasil galian
8. Selanjutnya adalah proses pembangunan fondasi beton bendungan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan proses finising permukaan batuan yang bertujuan untuk membersihkan semua loose material. Kemudian dilanjutkan dengan menutup permukaan dengan splash grouting
9. Splash grouting adalah proses mencampurkan semen pasir dan air kemudian akan disiramkan ke permukaan batuan
10. Kemudian pekerjaan fondasi beton akan dilakukan diteruskan tubuh bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column. Bagian fondasi merupakan bagian terpenting karena menjadi dasar untuk bangunan di atasnya. Oleh karena itu beton ini harus mempunyai kekerasan dan kekuatan yang baik.
11. Biasanya bagian beton fondasi ini akan diuji menggunakan alat Hardness Tester untuk menguji kekerasannya.
12. Permukaan bendungan akan dilapisi dengan steel fibre concrete guna mencegah gesekan dengan air sungai, batuan, ranting dan berbagai material lainnya yang mungkin ada di sungai
13. Bangunan hoist room yang merupakan tempat mesin penggerak pintu dibangun pada bendung gerak. Disini akan dipasang sebuah katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu
14. Setelah semua bagian ini selesai maka selanjutnya adalah bangunan lantai apron dan lantai stilling basin. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)
15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed concrete. Proses ini dilakukan dengan dilaunching dengan metode launching trus
16. Bagian pembuatan pier dan hoist deck merupakan bagian yangpaling berat dalam membuat bendungan. Hal ini karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) menjadi lebih mudah
17. Di lantai hoist room akan ditentukan penggunaan perancah bekisting yang diperlukan guna penanganan khusus. Hal ini karena pada ketinggian 28 m pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dengan lendutan yang cukup besar akan dilakukan
18. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis. Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway adalah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lainnya
19. Penggunaan climbing formwork diperlukan untuk pembuatan pier dan kolom beton. Dalam pembuatan ada dua tipe, yaitu untuk lengkung yang memakai bekisting baja dan tipe lurus yang menggunakan bekisting kayu dan plywood
20. Pengecoran beton untuk pier ada dua jenis beton yang harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint). Dua jenis ini adalah antara beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre yang akan menggunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton atau wire mesh agar kedua jenis beton ini tidak bercampur
21. Tahap pengecoran ini dilakukan dengan bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan
22. Pengecoran bagian – bagian pada setiap bagian dan elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian climbing formwork adalah proses yang dilakukan selanjutnya
23. Beton biasa yang awalnya dinding bangunan hoist room akan dirubah menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat atap
Demikian adalah gambaran umum tentang cara membuat bendungan. Tentu pembuatan bendungan secara spesifik akan sangat rumit dan membutuhkan proses yang panjang.