Dampak Pemanasan Global Bagi Beruang Kutub – Pemanasan global yang tengah terjadi ini merupakan masalah bersama yang harus dihadapi bersama setiap bangsa. Berbagai dampaknya sudah dapat kita rasakan sekarang dan ini seharusnya membuat kita semua sadar.
Kondisi cuaca dan iklim yang semakin sulit diprediksi seperti sekarang ini merupakan salah satu dampak dari pemanasan global yang tengah terjadi. Bahkan kini baik cuaca dan iklim menjadi lebih sulit diprediksi meskipun menggunakan alat canggih seperti halnya citra satelit dan alat pengukur cuaca / weather station.
Pemanasan global yang menyebabkan suhu bumi yang semakin meningkat ini ternyata juga berpengaruh terhadap beruang kutub. Beruang kutub yang telah berjuang saat perubahan iklim mencairkan es laut Kutub Utara ternyata membutuhkan konsumsi makanan yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Konsumsi energi yang dibutuhkan beruang kutub sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya pada studi yang saat ini yang disiarkan di jurnal Science, adalah sekitar 1,6 kali lebih banyak dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Hal ini menyebabkan beruang kutub membutuhkan lebih banyak anjing laut untuk dikonsumsinya. Makanan yang kaya akan lemak seperti anjing laut sangat dibutuhkan oleh hewan seperti halnya beruang kutub dan cara yang paling efisien dalam memburunya adalah dengan menunggunya di atas lapisan es.
Namun sejak satu dasawarsa terakhir, jumlah es yang ada di daerah kutub sudah berkurang hingga 14%, hal ini membuat beruang kutub kesulitan dalam menjangkau hewan buruannya.
Hal ini mendorong Pagano dan rekannya yang sesama peneliti pada April 2014, 2015 dan 2016 mencoba lebih memahami pengeluaran energi beruang kutub selama musim kritis ini. Penelitian tersebut membuat mereka menangkap sembilan hewan betina di es laut di Laut Beaufort.
Mereka kemudian mengukur angka metabolis pada masing – masing beruang kutub. Mereka mengambil contoh darah dan urine beruang untuk dianalisa, saat penangkapan dan kemudian pengukuran – ulang saat penangkapan kembali ini mereka lakukan setelah 8 – 11 hari.
Beruang tersebut juga dipasangi GPS dengan tujuan untuk mengumpulkan data rekaman video aktivitas yang mereka lakukan selama siang hari. Dan hasilnya menunjukkan bahwa angka metabolis yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang berarti beruang kutub membutuhkan banyak mangsa yang kaya akan lemak seperti anjing laut.
Penelitian ini juga menunjukkan lima dari sembilan beruang yang dipelajari kehilangan massa tubuh, ini berarti beruang laut tidak mendapatkan cukup mangsa yang kaya akan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh mereka.
Bahkan selama satu dasawarsa terakhir, peneliti juga menemukan bahwa populasi beruang kutub telah berkurang sekitar 40% dari sebelumnya. Oleh karena itu hilangnya lapisan es akan berpengaruh terhadap berkurangnya populasi beruang kutub.