Peristiwa Rengasdengklok selama ini kita ketahui sebagai peristiwa penting dan berpengaruh kepada kemerdekaan Indonesia. Sejarah kemerdekaan Indonesia diwarnai oleh peristiwa tersebut. Peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dilakukan oleh para pemuda pada tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 03.00 dini hari dengan membawanya ke sebuah rumah milik seorang Laksamana, yaitu Laksamana Maeda yang bersedia menyediakan tempat dan keselamatan mereka selama berada di dalam rumahnya di Rengasdengklok, Jawa Barat.
Ketidakberadaan Soekarno dan Moh. Hatta di Jakarta oleh golongan tua baru disadari saat pagi harinya pada pukul 08.00. Lalu apa yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok? Dan bagaimana sejarahnya? Simak di bawah ini!
Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Pemicu utama yang menjadi asal-usul terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah kekalahan Jepang saat perang Asia-Pasifik dan menyatakan menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus. Mendengar berita kekalahan Jepang yang tersebar luas, maka para pemuda berbondong-bondong ingin segera menyatakan kemerdekaan Indonesia dan memilih dua orang toko untuk menjadi pemimpin bangsa, yaitu Soekarno dan Moh. Hatta. Kemudian yang menjadi penyebabnya adalah ketidaksepakatan bersama antara golongan tua dan golongan muda untuk menyikapi kekalaan Jepang untuk bisa segera memerdekakan diri.
Perselisihan antara pemuda dengan Soekarno dan Moh. Hatta tentang bagaimana memproklamasikan kemerdekaan apakah melalui PPKI atau tidak, menyebabkan para pemuda ingin membawa kedua tokoh tersebut ke Rengasdengklok. Para pemuda yang melakukan aksi tersebut yaitu Wikana, Chaerul Saleh. Soekarni, dan Aidit.
Alasan mengapa Soekarno dan Moh. Hatta tak ingin terburu-buru untuk memproklamasikan adalah karena sebelumnya, ketika Moh. Hatta berada di Vietnam (tanggal 9-14 Agustus), Jendral Terauchi sudah mengiming-imingi dan menjanjikan bahwa akan segera memerdekakan Indonesia.
Maka dari itu, Soekarno berinisiatif untuk tetap menunggu perintah dari Jepang mengenai hal tersebut. Tak setuju dengan golongan tua, maka kemudian terjadilah peristiwa Rengasdengklok dengan maksud baik dari para pemuda bahwa agar kedua tokoh dari golongan tua tersebut tidak terpengaruh oleh tipu daya Jepang untuk memerdekakan Indonesia.
Sejarah Peristiwa Rengasdengklok
Rapat pengasingan untuk Soekarno dan Moh. Hatta yang dilakukan oleh kaum pemuda, yaitu Sukarni, dr. Muwardi, Jusuf Kunto, Paidan dari PETA, dan Shudanco Singgih pada tanggal 16 Agustus 1945 membuahkan hasil positif. Soekarno dan Moh. Hatta berhasil terhindar dari pengaruh Jepang, meskipun sempat berseteru terlebih dahulu.
Soekarno akirnya menyetujui untuk membacakan proklamasi kemerdekaan di Jakarta. Pada tanggal 16 Agustus itu juga kemudian Soekarno dan Moh. Hatta segera menyusun teks proklamasi untuk kemudian akan dibacakan pada tanggal 17 Agustus.
Berdasarkan dari hasil perundingan antara Ahmad Subardjo dan Wikana di Jakarta, antara golongan muda dan golongan tua menyepakati bahwa pengumuman proklamasi kemerdekaan akan dilakukan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus.
Teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan mesin ketik, dan Ibu Fatmawati segera membuat Bendera Merah Putih hanya dengan dijahit tangan untuk kemudian dikibarkan sesaat setelah teks proklamasi dibacakan.
Pada akhirnya, rumah Soekarno yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dijadikan tempat untuk membacakan proklamasi kemerdekaan. Sebab, sebelumnya sudah berencana untuk membacakan teks proklamasi di lapangan IKADA, namun karena berita sudah menyebar dan diketahui oleh Jepang, maka untuk keamanan dipilihlah rumah Soekarno. Yang menjemput Soekarno, Fatmawati, dan Moh. Hatta untuk segera kekediaman Soekarno adalah Kunto dan Achmad Soebardjo.
